Polemik “Sapi Betawi” menjadi
berita politik unik minggu ini. Polemik sapi betawi ini berawal ketika Gubenur
DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendatangi peternakan sapi PT
Karya Anugerah Rumpin (PT KAR) di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, pada Jumat (27/3/2015).
Saat itu pemilik PT KAR,
Karnadi Winaga, meminta Ahok memberi nama calon anak sapi hasil inseminasi
buatan yang akan lahir tahun depan. Ahok menjawab nama sapi itu diberi nama USB.
"Saya beri nama USB,untuk sapi betina, untuk sapi betawi," kata Basuki sebagaimana dikutip
dari Kompas.
Istilah USB (universal
serial bus) ini sempat ramai di Twitter karena keseleo lidah yang dilontarkan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias
Haji Lulung seusai rapat mediasi di Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu
lalu. Haji Lulung salah menyebut uninterruptible power supply (UPS) dengan USB.
Para netizen “menyindir” keseleo lidah ini dengan membuat tanda pagar#SaveHajiLulung. Uniknya, tagar ini menjadi trending topik selama dua hari.
Berkaitan dengan pemberian
nama tersebut, Haji Lulung merasa keberatan dengan penyebutan “sapi betawi”. Ia
tak mempermasalahkan penyebutan USB, namu yang ia tak bisa terima adalah nama
betawi dipakai untu menyebut sapi. Menurut Haji Lulung jika hendak menjadikan
sapi sebagai identitas provinsi nama yang tepat adalah “sapi Jakarta” bukan “sapi
Betawi”. Haji Lulung juga mengatakan bahwa pernyataan Ahok tersebut telah melanggar
Undang-Undang 1945 pasal 28 I butir ketiga. Dalam UU tersebut diatur mengenai identitas
budaya dan hak masyarakat tradisional yang harus dihormati selaras dengan
perkembangan zaman.
Tiga hari kemudian setelah
pemberian nama “Sapi Betawi” itu, Senin (30/3/2015), Forum Betawi Bersatu (FBB)
dan Masyarakat Anti Rasis (Mars), melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota.
Mereka mendemo Ahok karena dianggap rasis. Pemberian nama "Untuk Sapi
Betawi" (USB) itu dianggap menyinggung warga Betawi.
Para demonstran juga
menuntut supaya Ahok segera dipecat secara tidak hormat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Alasan mereka, Ahok elanggar moral, etika, dan hukum atas ucapan rasis dan
sikap kasarnya selama ini. Selain itu dalam aksi demonstrasinya Mars juga memperagakan silat Betawi di atas kap mobil.
Menanggapi demonstrasi
tersebut, di hari yang sama, Ahok mengklarifikasi bahwa pemberian nama tersebut
tidak untuk tujuan rasis. Ahok mengatakan bahwa DKI Jakarta sedang berusaha
menciptakan hewan ciri khas Betawi seperti halnya beberapa hewan lain di
daerah. Ia mencontohkan “sapi madura” dan “harimau Sumatera” yang menjadi hewan
ciri khas suatu daerah. Ahok menganggap penolakan itu bersifat politis semata.
Belakangan diketahui, para
demonstran tersebut diberi upah sebesar Rp 50.000. Menurut Wakil Ketua DPRD
Jakarta, M. Taufik, upah tersebut wajar dan sah-sah saja sebab para demonstran
juga membutuhkan “makan”.
0 comments:
Post a Comment