ARNOLD ACMAD BARAMULI atau AA. Baramuli lahir di
Pinrang, Sulawesi Selatan, 20 Juli 1930. Ayahnya, Julius, bekas pengamat kehewanan. Sedangkan ibunya, Pole,
wanita Bugis asal Pinrang. Pinrang memang dikenal sebagai daerah saudagar sejak
jaman leuhur merek. Mereka para leluluhur Pinrang, menurut Baramuli, pernah
berdagang sampai Jawa, Malaya, bahkan India. Jadi jika kemudian ia menjadi
pengusaha, darah pengusaha itu memang sudah mengalir padanya.
Ia tercatat pernah menjadi siswa
Sekolah Rakyat di Pinrang (1945) dan melanjutkan Mulo, di Makassar (1948). Ia
juga menjadi siswa di Bestuur School, Makassar
(1950). Era kemerdekaan, ia
menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1955). Tidak hanya itu
ia tercatat pernah mengikuti Kursus Inteligen, Singapura (1957) dan menjadi
peserta kursus Lemhanas
(1981-1982). Baramuli melek pendidikan.
Istrinya, Arbertina Kaunang,
dikenal sebagai dosen hukum di Universitas Indonesia, Pancasila, Atma Jaya, dan Universitas Kristen
Indonesia. Mereka punya anak lima. Hobi mereka sama, pecandu buku selain tenis
dan yoga dan bermain musik klasik.
Baramuli juga harus dicatat
sebagai seorang birokrat di era kekuasaan Soekarno. Ia pernah menjadi jaksa
pada Kejaksaan Negeri Jakarta (1954-1956),
Jaksa tinggi & Jaksa tinggi tentara untuk Indonesia Timur
(1956-1960).
Bahkan ia ditunjuk Soekarno untuk
menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara
dan Tengah (1960-1962). Pada 1960 sebenarnya ia belum cukup umur untuk
menjadi gubernur. Usianya ketika itu
baru 29 tahun, sedangkan persyaratan usia minimal untuk menjadi pejabat ketika
itu adalah 30 tahun. Tapi Soekarno toh teken keputusan, Ahmad Arnold
Baramuli ditetapkan sebagai Kepala Daerah Sulawesi Utara-Tengah. Dari
jabatan ini,belakangan ia mendapat banyak peluang bisnis.
Pengakuan Baramuli, ia walau
semuda itu diberi tugas berat. Ia harus membentuk provinsi baru dengan anggaran
pembangunan yang nyaris nihil dari pemerintahan pusat. Tiap bulan, ia mengaku,
harus putar otak untuk menggaji para pegawai. Apalagi situasi plitik di
Sulawesi sedang kacau akibat Permesta.
Terakhir sebelum Soekarno lengser, Baramuli menjabat sebagai Penasihat Mendagri (1963-1965).
Pada awal pemerintahan Soeharto,
prestasi Baramuli makin mencuat. Baramuli tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Tim Ekonomi & Keuangan Depdagri
(1970-1973). Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua Dewan Ekonomi, Keuangan dan
Pembangunan Depdagri (1973-1974)
dan Wakil Ketua Komite Indonesia-Jepang
(1974).
Selain melek pendidikan Baramuli
dikenal sebagai pengusaha sukses pada masa pemerintahan Soeharto. Ia menjadi
pengusaha bahan baku tekstil dan tepung kelapa yang bernaung di bawah bendera
Poleko Group. Di situ Baramuli menjabat Presiden Komisaris Poleko Group. Ia
juga menjadi Presdir PT Orchid Beautiful Garment Indonesia sejak 1985.
Perusahaan itu di masa Baramuli memipin setidaknya
memiliki 8.367 karyawan dihimpunnya di
bawah Poleko Goup, yang mengelola 12
pabrik industri dasar. Di dalamnya termasuk pabrik bahan baku tekstil sintetis
(polyester), industri bahan kimia, dan pabrik besi.
Di bidang agrobisnis: pabrik tepung kelapa, pabrik gula dan
pembibitan udang. Sebagian besar perusahannya di Sulawesi.
Baca Juga:
0 comments:
Post a Comment