Selama dua minggu terakhir,
artefak dan situs sejarah khas peradaban Mesopotamia di daerah Tigris-Efrat telah
dihancurkan secara terorganisir dan sistematis oleh militan Negara Islam Irak
Suriah (ISIS). Penghancuran peradaban kuno tersebut merupakan pukulan berat
bagi peradaban manusia.
Pada video yang dirilis ISIS
nampak para militan menggunakan palu godam untuk menghancurkan patung-patung
kuno yang tak ternilai dalam Museum Mosul di Irak utara. Mereka menganggap
patung-patung tersebut sebagai berhala.
Patung-patung di museum
tersebut merupakan penemuan arkeologi terbaru dari Kekaisaran Assyria. Peninggalan
tersebut merupakan salah satu contoh yang paling indah dari seni bangsa Asyur
dan merupakan bagian dari sejarah besar Irak dan Mesopotamia.
Namun, seluruh dunia telah
kehilangan salah satu sumber sejarah tersebut untuk selamanya.
Di Nimrud, Irak, sebuah
kota kuno dengan sejarah lebih dari 3.000 tahun, para ekstremis menghancurkan
peninggalan arkeologis ibukota Assyria kuno. Patung monumental banteng
bersayap, penunggang kuda berjenggot dan tokoh bersayap lainnya, semua simbol
dari kerajaan Mesopotamia kuno hancur.
Penghancuran tersebut
tidak hanya merugikan bagi warisan budaya Irak, tetapi juga bencana bagi
peradaban manusia.
Lebih buruk lagi, tindakan
pengrusakan tersebut seperti sebuah episode baru dari serangkaian penghancuran
peradaban-peradaban lain. Jejak peradaban Mesopotamia kuno adalah merupakan
akar sejarah bagi bangsa Irak dan Suriah dari sanalah agama, seni, tradisi, berawal
dan berkembang. Tapi ISIS agaknya hendak menghapus masa lalu tersebut.
Pada episode sebelumnya, tahun
lalu, para militan menghancurkan Makam Nabi Yunus dan Masjid Nabi Jirjis dan tempat-tempat
suci kuno di Mosul. Pada bulan Februari lalu, dilaporkan juga bahwa para
militan membakar ribuan buku dan manuskrip dari perpustakaan Mosul.
Jika kebudayaan dimaknai
secara universal sebagai buah rasa dan cipta manusia, kehancuran peradaban
Mesopotamia, yang lebih kuno dari peradaban Barat tersebut, telah menjadi ancaman
terhadap warisan budaya seluruh umat manusia di dunia.
Dengan kerusakan warisan
budaya ini, manusia tidak bisa lagi bangga pada begitu melimpahnya ilmu
pengetahuan di Mosul: yang bisa menjadi sumber bagi ilmu sejarah nenek moyang manusia.
Tapi kini peradaban awal paling spektakuler itu telah lenyap menjadi debu.
Tidak ada yang bisa dipelajari lagi dari masa lalu dari Mesopotamia.
Penghancuran secara
sengaja warisan budaya tersebut, menurut sekretaris PBB Sekretaris Jenderal Ban
Ki-Moon, bisa disebut sebagai kejahatan perang. Penghancuran tersebut adalah
serangan tragis tidak hanya pada Museum Mosul, tetapi pada komitmen universal bahwa
seni dapat menyatukan dan sebagai sarana untuk memahami antar manusia.
Sudah saatnya bagi ISIS
untuk mengakhiri vandalisme tersebut sebab dengan demikian mereka justru
merendahkan martabat mereka sendiri. Sebagaimana diketahui peradaban
Mesopotamia adalah merupakan lompatan awal dari kemajuan pengetahuan dunia dalam
ilmu astronomi, kedokteran, hukum, perdagangan dan pertanian. Ini menunjukkan
betapa majunya Arab ketika itu dan itu semua dipelajari bangsa Asia lain, dan
juga Barat sebelum mereka kini menadi bangsa besar. Hasil peradaban tersebut, seharusnya
membanggakan bagi para muslim.
0 comments:
Post a Comment