sisi lain sebuah berita

Wednesday, April 1, 2015

Kronologi Polemik Sapi Betawi

Polemik “Sapi Betawi” menjadi berita politik unik minggu ini. Polemik sapi betawi ini berawal ketika Gubenur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendatangi peternakan sapi PT Karya Anugerah Rumpin (PT KAR) di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (27/3/2015). 

Saat itu pemilik PT KAR, Karnadi Winaga, meminta Ahok memberi nama calon anak sapi hasil inseminasi buatan yang akan lahir tahun depan. Ahok menjawab nama sapi itu diberi nama USB.  

"Saya beri nama USB,untuk sapi betina, untuk sapi betawi," kata Basuki sebagaimana dikutip dari Kompas




Istilah USB (universal serial bus) ini sempat ramai di Twitter karena keseleo lidah yang dilontarkan  Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias Haji Lulung seusai rapat mediasi di Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu lalu. Haji Lulung salah menyebut uninterruptible power supply (UPS) dengan USB. Para netizen “menyindir” keseleo lidah ini dengan membuat tanda pagar#SaveHajiLulung. Uniknya, tagar ini menjadi trending topik selama dua hari.

Berkaitan dengan pemberian nama tersebut, Haji Lulung merasa keberatan dengan penyebutan “sapi betawi”. Ia tak mempermasalahkan penyebutan USB, namu yang ia tak bisa terima adalah nama betawi dipakai untu menyebut sapi. Menurut Haji Lulung jika hendak menjadikan sapi sebagai identitas provinsi nama yang tepat adalah “sapi Jakarta” bukan “sapi Betawi”. Haji Lulung juga mengatakan bahwa pernyataan Ahok tersebut telah melanggar Undang-Undang 1945 pasal 28 I butir ketiga. Dalam UU tersebut diatur mengenai identitas budaya dan hak masyarakat tradisional yang harus dihormati selaras dengan perkembangan zaman.

Tiga hari kemudian setelah pemberian nama “Sapi Betawi” itu, Senin (30/3/2015), Forum Betawi Bersatu (FBB) dan Masyarakat Anti Rasis (Mars), melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota. Mereka mendemo Ahok karena dianggap rasis. Pemberian nama "Untuk Sapi Betawi" (USB) itu dianggap menyinggung warga Betawi.

Para demonstran juga menuntut supaya Ahok segera dipecat secara tidak hormat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Alasan mereka, Ahok elanggar moral, etika, dan hukum atas ucapan rasis dan sikap kasarnya selama ini. Selain itu dalam aksi demonstrasinya Mars juga memperagakan silat Betawi di atas kap mobil.

Menanggapi demonstrasi tersebut, di hari yang sama, Ahok mengklarifikasi bahwa pemberian nama tersebut tidak untuk tujuan rasis. Ahok mengatakan bahwa DKI Jakarta sedang berusaha menciptakan hewan ciri khas Betawi seperti halnya beberapa hewan lain di daerah. Ia mencontohkan “sapi madura” dan “harimau Sumatera” yang menjadi hewan ciri khas suatu daerah. Ahok menganggap penolakan itu bersifat politis semata.

Belakangan diketahui, para demonstran tersebut diberi upah sebesar Rp 50.000. Menurut Wakil Ketua DPRD Jakarta, M. Taufik, upah tersebut wajar dan sah-sah saja sebab para demonstran juga membutuhkan “makan”.




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Kronologi Polemik Sapi Betawi

0 comments:

Post a Comment